Tugas
Minggu ke-1
Penalaran
Sub
Pokok :
1.
Pengertian Penalaran
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
2. Proposisi
Proposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan
tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau
salah. Dengan kata lain, Proporsisi sebagai pernyataan yang didalamnya manusia
mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.
Proposisi adalah pernyataan tentang
hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain,
proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau
term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat
harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat
berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu
dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang
netral.
3. Inferensi dan Implikasi
Inferensi merupakan suatu
proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang
diketahui. Inferensi adalah konklusi logis
atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem
pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut
inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge
base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang
cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap
digunakan.
Implikasi itu artinya akibat, seandainya dikaitkan
dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum
yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.
4.
Wujud evidensi
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk
data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan
keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan
informasi berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau
diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya di masukkan dalam
pengertian data (apa yang diberikan) dan infromasi (bahan keterangan). Pada
dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya.
Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan
informasi tersebut, apakah semua bahan keteraangan itu merupakan fakta.
Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu
yang ada secara nyata. Bila seorang mengatakan bahwa ia telah melihat kapal
musuh mendarat di sebuah pantai yang sepi, itu baru merupakan informasi.
Ada kemungkinan bahwa bisa terjadi kesalahan dalam evidensi
itu. Dalam hal ini pembela akan mengajukan evidensi yang lain dengan mengatakan
bahwa seorang yang lain telah mencuri pisau itu dan telah mempergunakannya
untuk melakukan pembunuhan. Secara diam-diam pisau itu dikembalikan dan tanpa
sadar telah dipegang oleh pemiliknya itu. Fakta-fakta yang dipergunakan sama,
hanya proses penalaran yang disusun berdasarkan fakta-fakta itu berlainan.
5. Cara menguji data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk
jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan".
Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara
apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau
citra.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan
sebagai berikut:
a.
Menurut kamus bahasa
inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti
fakta.
b.
Pengertian yang lain
menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
Menurut sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data kualitatif.
Data kualitatif adalah data yang
dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari.
b. Data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data
yang memiliki harga yang berubah-ubah atau bersifat variabel.
6. Cara menguji fakta
Cara Menguji Fakta sebenarnya didasari oleh penilaian
terhadap suatu informasi. Untuk menguji fakta kita butuh melakukan 2 kali
penilaian. Penilaian pertama untuk menentukan apakah data itu merupakan
kenyataan atau yang sungguh terjadi. Setelah yakin dengan hal itu barulah
dilakukan penilaian yang kedua. Penilaian kedua ini berdasarkan 2 dasar yaitu
Konsistensi dan juga Koherensi.
Konsistensi
Konsistensi suatu informasi bisa jadi tolak ukur yang baik
untuk menentukan informasi itu merupakan fakta atau bukan. Dalam hal ini data
atau informasi yang bisa kita anggap sebagai fakta ialah ketika tiap data yang
diberikan saling mendukung. Dari beberapa data yang kita terima tidak ada yang
saling bertentangan dan saling melemahkan data yang lain. Tentu saja kalau
banyak pertentangan akan membuat kumpulan data tersebut semakin tidak valid.
Saya memperoleh materi ini dari suatu buku yang saya pinjem dan setelah
dipelajari saya ingin memberi contoh dari data yang kurang valid: Saya pergi ke
pasar untuk membeli ikan. Pada hari itu saya sedang sakit parah karena masuk
angin. Itulah contoh yang saya bisa buat. Kalau ada yang keliru mohon
dibenarkan(komentar di artikel ini). Contoh diatas terdiri dari 2 pernyataan
"Saya pergi ke pasar untuk membeli ikan" dan juga "Pada hari itu
saya sedang sakit parah karena masuk angin". Dalam contoh itu dapat
langsung kita pahami bahwa informasi yang kedua melemahkan informasi yang
pertama. Ini membuat penerima informasi menjadi ragu bahwa ini sebuah fakta.
Koherensi
Untuk mengetahui suatu infromasi ialah suatu fakta kamu
perlu menggunakan dasar koherensi. Yang dimaksud dengan dasar koherensi ialah
bagaimana data atau infromasi tersebut sesuai dengan pengalaman manusia pada
umumnya. Kalau informasi yang diterima sama sekali jarang terjadi atau kejadian
yang tidak masuk akal tentu saja informasi tersebut diragunakan kebenarannya.
Contoh yang sangat sederhana ketika seseorang mengaku bertemu dengan monster
atau makhluk luar angkasa akan sangat sulis sekali untuk dipercaya sebagai
suatu fakta. Sebaliknya apabila ada informasi seperti ini "Terjadi
pembunuhan di kebun teh kemarin malam" informasi ini tentu bisa lebih
diterima. Oleh karena itu ada baiknya jika ingin menyampaikan suatu fakta disertai
oleh contoh nyata pengalaman yang dialami masyarakat umum.
7.
Cara Menilai Autoritas
Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan
menghindari semua desas-desus, atau kesaksian tangan kedua. Penulis yang baik
akan membedakan apa pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data fundamental.
Demikian pula sikap seorang penulis menghadapi pendapat autoritas. Ada
kemungkinan bahwa suatu autoritas dapat melakukan suatu kesalahan-kesalahan.
Untuk menilai suatu otoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok berikut :
a.
Tidak
Mengandung Prasangka
Dasar
pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah pendapat autoritas sama sekali
tidak boleh mengandung prasangka. Yang tidak mengandung prasangka artinya
pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu
sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa
autoritas itu tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data
eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka
pendapatnya dapat dianggap sebagai suatu pendapat yang obyektif.
b.
Pengalaman
dan Pendidikan Autoritas
Dasar
kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk memperhitungkan penulis untuk
menilai pendapat suatu otoritas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan
autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal, pendididkan yang
diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai
seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikan tadi. Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh autoritas, penelitian-penelitian yang dilakukan dan prestasi
hasil-hasil penelitian dan hasil pendapatnya akan lebih memperkokoh
kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat pertama diatas harus juga di
perhatikan.
c.
Kemashuran
dan Prestise
Faktor
ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah
meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas
itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemasyuran dan prestise pribadi dibidang
lain. Apakah ahli itu menyertakan pendapatnya dengan fakta-fakta yang
meyakinkan.
d.
Koherensi
dengan Kemajuan
Hal
keempat yang perlu diperhatikan oleh penulis argumentasi adalah apakah pendapat
yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dengan kemajuan jaman,
atau koheren dengan pendapat atau sikap terahir dalam bidang itu. Pengetahuan
dan pendapat terahir tidak selalu berarti bahwa pendapat itulah yang terbaik.
Tetapi harus diakui bahwa pendapat-pendapat terahir dari ahli-ahli dalam bidang
yang sama lebih dapat diandalkan, karena autoritas-autoritas semacam itu
memperoleh kesempatan yang paling baik untuk membandingkan semua pendapat
sebelumnya, dengan segala kebaikan dan keburukan atau kelemahannya, sehingga
mereka dapat mencetuskan suatu pendapat yang lebih baik, yang lebih dapat di
pertanggung jawabkan.
Sumber
:
http://yudistiranugraha.blogspot.com/2014/03/penalaran.html
Contoh
soal pilihan ganda :
1.
Ada berapa macam sifat data?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
Jawaban: A
2.
Proses
untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui
disebut…….
a.
Implikasi
b.
Inferensi
c. Proposisi
d. Penalaran
Jawaban : B
3. Catatan atas kumpulan fakta disebut…..
a. konsistensi
b. evidensi
c. data
d. koherensi
Jawaban : C
4.
Beberapa pokok untuk menilai suatu otoritas, kecuali……
a. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
b. Kemashuran dan Prestise
c. Koherensi dengan Kemajuan
d. Mengandung Prasangka
Jawaban : D
5.
Bagaimana data atau infromasi tersebut sesuai dengan pengalaman manusia pada
umumnya
disebut……….
a. konsistensi
b. proposisi
c. data
d. koherensi
Jawaban : D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar