Tugas Minggu ke-2
Berfikir Deduktif
Sub Pokok :
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang
semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan
(premis minor).
∴ Akasia
membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
Apabila salah satu premis bersifat
partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal
dimakan menyehatkan (mayor).
Sebagian
makanan tidak menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif,
maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi
(mayor).
Sebagian
pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat partikular,
maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus
tidak jujur (premis 1).
Bambang
adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan.
Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan
kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka
tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai
yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika
salah satu premisnya positif.
Contoh:
Anjing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai
kesimpulan
Apabila term penengah dari suatu premis tidak
tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah
dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin
saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus
konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten,
maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Sapi adalah
binatang.(premis 1)
Kambing bukan Sapi.(premis
2)
∴ Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif
sedangkan pada premis 1 bersifat positif
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam
premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan
menjadi lain.
Contoh:
Bulan
itu bersinar di langit.(mayor)
Februari adalah
bulan.(minor)
∴ Februari bersinar dilangit?
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term
subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
Beringin adalah tumbuhan.(premis1)
Sawo
adalah tumbuhan.(premis2)
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah argumen yang
premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah
proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotesis:
Silogisme hipotesis yang premis minornya
mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan,
bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika
politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila
mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak
penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotesis Mengambil konklusi
dari silogisme hipotesis jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik.
Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya
merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan
konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotesis adalah:
Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
Bila A tidak terlaksana maka B tidak
terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak
sah = salah)
Bila B tidak terlaksana maka A tidak
terlaksana.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme
yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek
Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulan.
Contoh
:
Dia menerima hadiah pertama karena dia
telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini,
karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Sumber
:
Contoh
soal pilihan ganda :
1.
Silogisme
yang semua proposisinya merupakan kategorial adalah………
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme
Hipotesis
c.
Silogisme Alternatif
d.
Entimen
Jawaban : A
2. Argumen yang premis mayornya berupa
proposisi hipotesis adalah……….
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme
Hipotesis
c.
Silogisme Alternatif
d.
Entimen
Jawaban : B
3. Silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proposisi alternative adalah………
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme
Hipotesis
c.
Silogisme Alternatif
d.
Entimen
Jawaban : C
4. Silogisme yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulan adalah………..
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme
Hipotesis
c.
Silogisme Alternatif
d.
Entimen
Jawaban : D
5. Entimen adalah silogisme yang...
a. Dipersingkat
b. Dipersempit
c. Diperluas
d. Semua jawaban
benar
Jawaban : A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar