Senin, 10 November 2014

CSR PT. Unilever Indonesia Tbk

1.      Program-program CSR Yayasan Unilever Indonesia
Yayasan  Unilever Indonesia memfokuskan kegiatannya pada 4 program (issue) utama, yakni (1) Public Health and Education; (2) Humanitarian Aid Program; (3) Small Medium Enterprise Development Program; dan (4) Environment Program. Keempat program ini telah ditetapkan oleh Board of Directors.
Program-program tersebut dibuat berdasarkan pada empat prinsip utama. Pertama, prinsip relevansi. Program-program yang dikembangkan selaras dengan bisnis. Kedua, prinsip model. Program percontohan dikembangkan  terlebih dahulu sebelum direplikasi di daerah-daerah lain. Ketiga, prinsip kemitraan. Prinsip ini dimaksudkan untuk menggalang dukungan mitra-mitra strategis yang memiliki visi yang sama. Keempat, prinsip replikasi. Kegiatan dan pendekatan yang sukses direplikasi di wilayah-wilayah lain.
Berikut ini diuraikan secara ringkas program-program CSR Yayasan Unilever Indonesia:
1)      Public Health and Education (PHE) Program.
Public Health and Education Program merupakan program CSR yang memberi fokus pada kebersihan dan kesehatan dalam masyarakat. Tujuan PHE Program adalah (1) mempromosikan gaya hidup sehat di masyarakat; dan (2) mengurangi angka kematian dan angka orang sakit yang disebabkan oleh diare dan malaria, melalui penyediaan akses sanitasi yang lebih baik dan perubahan perilaku masyarakat dengan mendorong mereka untuk menjalankan gaya hidup sehat.
Strategi yang dibangun dalam pelaksanaan program ini yakni pertama, Unilever mencari pemimpin potensial di dalam masyarakat dengan memberikan sosialisasi tentang program-program PHE. Kedua, pengembangan kader melalui pelatihan. Ketiga, para kader kesehatan akan menyebarkan pengetahuan mereka dengan mengadakan generative training. Dan keempat, lahirlah kader kesehatan yang baru. Para kader inilah yang menjadi agen perubahan di masyarakat dan menjamin keberlanjutan program.
2)      Humanitarian Aid Program
Humanitarian Aid Program berfokus pada bantuan kemanusiaan pasca bencana alam. Unilever bekerja sama dengan beberapa organisasi, seperti Indonesia Peduli, Peduli Bengkulu, dan Berbagi untuk Indonesia dalam mengumpulkan dana dan mendistribusikan bantuan kepada korban bencana alam pada masa gawat darurat dan rekonstruksi. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan, yakni (1) mendirikan sekolah berstandar internasional pasca gempa dan tsunami di Aceh (26 Desember 2004) dalam kerjasama dengan Media Group; (2) membangun pusat pelatihan pasca gempa dan tsunami Aceh (2004) bersama Yayasan Nurani Dunia; (3) mendirikan beberapa fasilitas publik berupa 5 puskesmas, 1 balai masyarakat, dan 1 taman kanak-kanak pasca gempa 27 Mei 2006 di Yogyakarta; (4) mendoasikan berbagai produk dan mendirikan dapur umum dan memproduksi 3.000 nasi bungkus selama 5 hari saat banjir besar melanda Jakarta (Februari 2007); (5) membangun perbaikan fasilitas di Pesantren Darujanna dan di sekitar Bengkulu Utara pasca gempa Bengkulu (12 September 2007); dan (6) menyiapkan dan mendistribusikan 8.000 paket bantuan untuk korban banjir di kawasan Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta dalam kerjasama dengan forum Berbagi untuk Indonesia.
3)      Small Medium Enterprise Development Program
Small Medium Enterprise Development Program dilakukan dalam bentuk Black Soybean Farmers Development. Program ini dilakukan dalam kerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melibatkan petani dalam memproduksi kedelai hitam berkualitas, yang dikenal dengan MALLIKA atau ‘kerajaan’. UGM menyediakan ahli pertanian untuk pendampingan petani, sedangkan Unilever memberikan jaminan pasar dengan komitmen membeli komoditas petani dengan harga yang disepakati bersama, dan menyalurkan bantuan sarana produksi bagi para petani yang membutuhkan melalui koperasi tani. Program ini juga melibatkan kaum perempuan. Lokasi pelaksanaan program adalah Ciwalen, Yogyakarta, Nganjuk, dan Trenggalek. Hingga 2007 sudah dikelola 600 hektar lahan kedelai hitam oleh 600 petani.
4)      Environment Program
Environment Program dilaksanakan untuk memecahkan masalah lingkungan, terutama masalah sampah, yang salah satu sumber utamanya berasal dari sampah rumah tangga. Environment Program ini dilakukan pertama kali di Surabaya (2005) dengan tema”Surabaya Green & Clean”. Masyarakat dididik mengenai pemilahan sampah; sampah organik untuk kompos, sedangkan sampah an-organik didaur ulang. Di samping itu, masyarakat juga didorong untuk melakukan penghijauan di sekitar rumah mereka. Mereka dilatih untuk mengembangkan pengetahuan serta kepemimpinan dan berperan sebagai teladan bagi warga sekitar, menjadi duta lingkungan hidup, dan sumber informasi serta gagasan. Sebagai buah dari program ini, kota Surabaya memperoleh penghargaan internasional Energy Globe Award karena dinilai berhasil menyelamatkan Sungai Brantas.
Environment Program juga dilakukan di Jakarta pada 2006 dengan tema “Jakarta Green & Clean” (JGC). Latar belakang program ini adalah masalah lingkungan yang ditandai dengan kurangnya penghijauan dan banyaknya timbunan sampah. JGC mengambil bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan programnya. Kegiatan yang dilakukan adalah pengelolaan sampah, kebersihan, dan penghijauan berbasis masyarakat. Metode yang dipakai adalah perlombaan. Metode ini dipakai untuk memotivasi masyarakat. Pada tahun 2007 dilakukan perlombaan tingkat RT. Tahun 2008 diadakan di tingkat RW dengan melibatkan 300 RW. Sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 500 RW.
Program-program CSR Unilever Indonesia tersebut berada di bawah Yayasan Unilever Indonesia yang merupakan perwujudan utama dari komitmen Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Unilever Indonesia Tbk. Yayasan Unilever Indonesia dibentuk untuk mewujudkan tujuan PT. Unilever Indonesia Tbk., yaitu tumbuh bersama masyarakat dan lingkungan dalam kehidupan yang berkelanjutan.
Sebelum Yayasan Unilever Indonesia terbentuk, program CSR PT. Unilever Tbk., ditangani langsung oleh departemen/unit kerja perusahaan. Beberapa program yang dilaksanakan sebelumnya, yakni (1) mengadakan ‘Kampanye Cuci Tangan’ dan ‘Kampanye Sikat Gigi’; (2) membina supplier kecil dengan cara pemberian pinjaman; (3) pemberian pelatihan kepada sales dan distributor tentang bagaimana melakukan delivery produk yang baik; (4) pemberian pelatihan kepada para karyawan agar menjadi karyawan dengan high quality; (5) pengadaan ruang kerja yang nyaman bagi karyawan; dan (6) membuat pabrik berkonsep ‘zero waste management’. Tetapi program-program ini tidak membawa dampak yang signifikan karena hanya sebatas ‘hit and run’ dan ‘non-sustainable’. Yayasan Unilever Indonesia dibentuk agar lebih memfokuskan program-program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk., agar lebih berkualitas dan berdampak secara sustainable serta mampu memberi image yang baik bagi PT. Unilever Indonesia Tbk.
Oleh karena itu, Yayasan Unilever Indonesia menjalankan program-program CSR dengan misi: (1) melakukan yang terbaik untuk berbagi sumber daya dan kontribusi untuk menciptakan kualitas yang lebih baik; (2) dengan cara membuka potensi masyarakat, menambah nilai kepada masyarakat, mensinergikan kekuatan yang ada dengan sesama mitra kerja, dan menjadi katalisator dalam membangun kemitraan.

2.      Penilaian tentang Pelaksanaan Program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk. Apabila program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk., tersebut dikaitkan dengan pandangan dari Kotler dan Lee, maka ada 6 hal yang perlu diperhatikan, yakni (a) choose only a few social issues to support, (b) choose issues that are of concern in the communities where you do business, (c) choose causes that have synergy with mission, values, products, and services, (d) choose causes that have potential to support business goals: marketing, supplier relations, increased productivity, cost reductions, (e) choose issues that are of concern to key constituent groups: employees, target markets, customers, investors, and corporate leaders, and (f) choose causes that can be supported over a long term.
Berikut ini dijelaskan keenam pilihan program menurut Kotler and Lee di atas.
a)      Choose only a few social issues to support
Kotler dan Lee, melalui wawancara dengan beberapa eksekutif, menekankan “the importance of picking only a few major social issues as a focal point” bagi suatu perusahaan untuk program CSR. Issue sosial pokok ini membantu perusahaan agar kehadirannya benar-benar berdampak pada pemecahan masalah sosial tertentu, di mana sumberdaya difokuskan dan tertuju pada one cause. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk “say no” to others, dengan menunjukkan prioritas area untuk programnya. Hal ini dapat dilakukan dalam jangka panjang dengan mencari mitra yang kuat dan terpercaya dalam melaksanakan program dengan komitmen untuk waktu yang lama. Akhirnya, dengan menargetkan sumberdaya di beberapa daerah dapat meningkatkan peluang terhubung dengan penyebab/akar masalahnya, dan karena itu, akan meningkatkan potensi brand positioning-nya, dan manfaat pemasaran lain yang diinginkan.
Bila dikaitkan dengan program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk., di atas, dapat dikatakan bahwa program CSR yang dilakukan melalui Yayasan Unilever Indonesia mengambil fokus pada 4 isu pokok, yakni PHE Program yang berfokus pada perilaku hidup bersih dan sehat, Humanitarian Aid Program dengan fokus pada bantuan kemanusiaan pasca bencana, Small Medium Enterprise Development Program dengan fokus utama pemberdayaan komunitas petani penghasil kedelai hitam (ekonomi masyarakat), dan Environment Program yang berfokus pada pemberdayaan komunitas untuk pengelolaan sampah. Menurut saya, program-program tersebut tidak merujuk pada one cause dengan masalah sosial tertentu dan di area tertentu, tetapi terbagi dalam beberapa masalah sosial dan dilakukan beberapa daerah.
b)      Choose issues that are of concern in the communities where you do business
Kotler dan Lee menegaskan bahwa program CSR mestinya memilih issue yang menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar lingkungan bisnis perusahaan. Program yang berfokus pada masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan mereka yang tinggal di dalamnya dapat meningkatkan peluang bagi perusahaan untuk diperhatikan dan dihargai di kalangan “key publics”. Hal ini menambah kredibilitas dan kepercayaan atas standar laporan tahunan dan diproklamirkan dalam catalog penjualan, “We believe in giving back to the communities where we do business.” Hal ini juga dapat membantu memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam bisnis, seperti memastikan tenaga kerja terlatih di masa depan, suppliers yang berkualitas, dan bahkan ekonomi yang kuat.
Isu-isu sosial yang diangkat dalam program CSR Yayasan Unilever Indonesia memang memiliki concern pada masalah-masalah yang dihadapi komunitas masyarakat di lingkungan bisnis PT. Unilever Indonesia Tbk. Program yang paling jelas terlihat menjawab permasalahan sosial adalah program pemberdayaan petani kedelai hitam melalui pendampingan yang intensif hingga produksi dan pemasaran. Tapi itu saja belum cukup. Para petani kedelai hitam tidak didampingi sampai pada pengelolaan keuangan rumah tangga yang menjadi bagian penting dari ekonomi rumah tangga mereka. Di samping itu, Yayasan Unilever Indonesia tidak melakukan program yang berkaitan dengan misi perusahaan yang peduli pada pola hidup bersih dan sehat terhadap komunitas petani penghasil kedelai hitam.
c)      Choose causes that have synergy with mission, values, products, and services
Bagi Kotler dan Lee, perusahaan yang melakukan program CSR perlu memilih causes yang sinergis dengan misi, nilai, produk, dan pelayanan perusahaan. Sama seperti kita mengembangkan dan menawarkan produk dan layanan yang konsisten dengan misi perusahaan kita, dan kemudian mempromosikan dan memberikan kepada mereka dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai perusahaan kita, kita juga harus memilih area yang terfokus untuk inisiatif (program) sosial yang memiliki sinergi yang sama. Ketika perusahaan berkontribusi pada causes yang masuk akal, kita menemukan bahwa konsumen kurang mencurigakan produk kita, para investor juga cenderung untuk tidak menilai pada hal-hal yang bersifat peripheral, dan para karyawan lebih menunjukkan keahlian yang dibutuhkan dan lebih bergairah untuk menjadi sukarelawan.
Program-program CSR Yayasan Unilever Indonesia menunjukkan sinergisitas dengan misi perusahaan untuk menambah vitalitas kehidupan melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. Hal ini nyata dalam program PHE. Nilai, produk dan jasa perusahaan pun sejalan dalam program PHE tersebut.
d)      Choose causes that have potential to support business goals: marketing, supplier relations, increased productivity, cost reductions
Kotler dan Lee melihat bahwa program perusahaan dalam melaksanakan CSR perlu memilih causes yang potensial untuk mendukung tujuan bisnis, yakni pemasaran, relasi supplier, menambah produktivitas, dan mengurangi biaya. Sambil merujuk pada pendapat dari Mikael Porter dari Harvard Business School dan Mark Kramer (Direktur Strategy Group Foundation), Kotler dan Lee menegaskan bahwa dukungan yang simultan untuk tujuan bisnis merupakan strategi filantropi yang benar. Perusahaan dapat memilih untuk mendukung penyelesaian masalah sosial yang memiliki potensi untuk berkontribusi pada tujuan bisnis, serta koneksi ke misi perusahaan, nilai, masyarakat, dan produk serta jasa.
Program CSR Yayasan Unilever Indonesia berupa PHE Program dan Small Medium Enterprise Development Program sangat berkaitan erat dengan tawaran pilihan program dari Kotler dan Lee ini. Hanya, menurut saya, program pemberdayaan masyarakat melalui Environment Program justru menambah cost yang tidak berkaitan dengan tujuan bisnis PT. Unilever Indonesia Tbk. Sebenarnya, kalau mau dilihat lebih jauh, produk-produk PT. Unilever Indonesia Tbk., justru menghasilkan banyak sampah plastik yang sangat tidak ramah lingkungan
e)      Choose issues that are of concern to key constituent groups: employees, target markets, customers, investors, and corporate leaders
Kotler dan Lee menggarisbawahi pula bahwa ketika perusahaan memilih issue, mestinya isu-isu yang dekat dengan kelompok konstituen kunci, seperti karyawan, target pasar, customer, investor, dan pimpinan perusahaan. Dukungan untuk program sosial ini akan dimanfaatkan bila causes-nya dekat dan akrab dengan ‘key public’, baik internal maupun eksternal. Keberhasilan program sosial ini mengandalkan koneksi dan upaya-upaya resonansi yang dilakukan dengan satu atau lebih dari kelompok-kelompok konstituen kunci. Koneksi tersebut semestinya menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan tentang causes apa yang akan didukung.
Program-program CSR Yayasan Unilever Indonesia telah menunjukkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan programnya. Hal ini sangat jelas dari 4 fokus program yang diangkat oleh Yayasan Unilever Indonesia. Hanya boleh dikatakan bahwa program-program tersebut lebih cenderung berorienatasi pada target pasar ketimbang karyawan, investor dan pimpinan perusahaan. Barangkali hal ini merupakan konsekuensi dari pelaksanaan program CSR yang diserahkan kepada Yayasan. Sementara yang berkaitan dengan karyawan lebih ditangani oleh pihak managemen perusahaan.
f)       Choose causes that can be supported over a long term
Akhirnya Kotler dan Lee melihat hal penting yang lain dalam memilih program (CSR), yaitu memilih causes yang akan didukung dalam jangka waktu yang lama. Untuk mencapai manfaat yang maksimal bagi perusahaan (and the cause), sering bergantung pada komitmen jangka panjang, pada umumnya tiga tahun atau lebih. Seperti halnya dengan upaya komunikasi yang intens, dibutuhkan banyak eksposure untuk menangkap pesan dan peristiwa-peristiwa sebelum didalami lebih jauh, dan sebelum audience ditargetkan guna upaya penggalangan dana dan terutama sebelum kampanye perubahan perilaku dilakukan.
Pada bagian akhir, Kotler dan Lee mengingatkan bahwa mereka yang menerapkan prinsip ini perlu bertanya pada diri sendiri dan partnernya: (1) apakah upaya ini akan menjadi salah satu yang akan menjadi perhatian sosial selama beberapa tahun ke depan; (2) apakah itu berkaitan langsung dengan misi perusahaan, nilai, produk dan jasa; (3) apakah key publics akan terus peduli pada program tersebut.
Yayasan Unilever Indonesia dalam melaksanakan program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk., telah menunjukan komitmennya dalam kaitan dengan sustainable. Namun, perlu dikritisi pula bahwa program-program seperti PHE Program dan Environment Program yang berkaitan dengan pola hidup bersih dan sehat merupakan program yang bersentuhan langsung dengan mental masyarakat Indonesia. Ukuran 3 tahun sebagaimana dalam JCG Program  bukanlah waktu yang ideal untuk mengukur perubahan perilaku masyarakat Jakarta. Memang ada perubahan secara fisik dalam hal penghijauan, tetapi Jakarta masih dinodai dengan masalah sampah. Dan metode yang digunakan melalui perlombaan hanya menghasilkan target jangka pendek.

3.      Rekomendasi bagi PT. Unilever Indonesia Tbk Program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk., yang ditangani Yayasan Unilever Indonesia memang lebih diarahkan untuk program yang bercorak eksternal perusahaan. Berikut ini direkomendasikan program CSR Internal PT. Unilever Indonesia Tbk., disertai jenis evaluasi yang sesuai.
a.      Program CSR Internal Rekomendasi untuk program CSR internal PT. Unilever Indonesia Tbk., dapat dirujuk pada beberapa poin yang berhubungan dengan karyawan dan managemen sebagaimana digambarkan oleh Vives dan Papasolomou-Doukakis, cs., serta Al-bdour, cs., di bawah ini.
Vives mendefinisikan CSR internal sebagai perilaku tanggung jawab secara sosial dan lingkungan. “Internal corporate responsibility as socially and environmentally responsible behavior”.Lebih lanjut, Vives menambahkan bahwa perhatian utama dari CSR meliputi “the health and well-being of workers, their training and participation in the business, equality of opportunities, work-family relationship, and some corporate governance (independent audits, CSR in suppliers, internal control of corruption practices).”
Di samping itu, Papasolomou-Doukakis cs., dalam studinya yang mengangkat isu “philanthropic measures and the stewardship CSR projecst” menekankan karyawan sebagai bagian penting dari perusahaan dan perlu mendapat perhatian melalui program CSR. Papasolomou-Doukakis dkk., menunjuk 9 (Sembilan) kriteria CSR untuk karyawan, yakni:
1)      To provides a work environment which is staff and family friendly
2)      To engage in responsible human resource management
3)      To provide an equitable reward and wage system for employees
4)      To engage in open and flexible communication with employees
5)      To invest in Training and Education
6)      To encourage freedom of speech and allow employees the rights to speak up and report their concerns at work
7)      To provide child care support/paternity/maternity leave
8)      To engage in employment diversity by hiring and promoting women, ethnic minorities and the physically handicapped, and
9)      Promote dignified and fair treatment of all employees.
Tambahan lagi, studi dari A. Ali Al-bdour, cs.,menunjuk lima dimensi yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan CSR internal yang berbasis pada hak para karyawan, yakni training and education, health and safety and human rights instruments development, work life balance, dan workplace diversity. Ternyata kelima dimensi tersebut sangat berpengaruh pada organizational commitment terhadap perusahaan, seperti affective commitment, normative commitment, dan continuance commitment.
Memang dalam laporan tentang pelaksanaan CSR oleh PT. Unilever Indonesia Tbk., telah disebutkan juga empat program yang ditangani oleh pihak managemen berkaitan dengan CSR internal, seperti  pemberian pelatihan kepada sales dan distributor tentang bagaimana melaksanakan delivery produk yang baik, memberikan pelatihan kepada para karyawan agar menjadi karyawan dengan high quality, pengadaan ruang kerja yang nyaman bagi karyawan, dan membuat pabrik berkonsep ‘zero waste management’.
Catatan penting untuk PT. Unilever Indonesia Tbk., agar mengembangkan program CSR internal yang lebih memperhatikan hak dan kewajiban karyawan dan managemen perusahaan di atas.
b.      Jenis Evaluasi yang sesuai untuk program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk. Yayasan Unilever Indonesia selalu mengadakan rapat tahunan yang diikuti oleh Board of Directors hingga para pelaksana program untuk mengevaluasi program CSR PT. Unilever Tbk. Di samping itu, tiap bulan diadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi program yang sedang berjalan. Rapat bulanan ini hanya diikuti oleh para pelaksana program. Sementara untuk program JGC, dilakukan monitoring dengan mekanisme laporan rutin dari lapangan dan evaluasi melalui rapat internal antara Environment Program Manager, Environment Program officers, dan tim motivator tiap dua minggu sekali. Evaluasi ini untuk mengetahui progress dan kedala di setiap wilayah. Sedangkan rapat evaluasi dengan para mitra pelaksana JGC dilaksanakan setiap bulan. Evaluasi tahunan JGC dilaksanakan melalui rapat dengan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program (tim motivator dan para mitra).
Melihat model evaluasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa Yayasan Unilever Indonesia mengevaluasi program CSR secara formatif dan sumatif. Catatan penting untuk evaluasi ini adalah apakah “progam yang dilakukan berjalan sebagaimana rencana yang dibuat serta sesuai dengan tujuan akhir yang hendak dicapai.”Menurut Prayogo, “variable utama yang perlu dinilai dalam evaluasi mengacu kepada variable tujuan program atau proyek dan kemudian mengukurnya seberapa jauh capaian program menurut indicator tujuan dimaksud.”Untuk melihat keberhasilan suatu program, maka perlu dilihat dari impacts terhadap masyarakat yang dibangun. Bagi Prayogo, sebaiknya evaluasi dilakukan oleh pihak ketiga yang mengedepankan etika evaluasi yang netral, obyektif, dan value free. Dan pendekatan pun dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi ini penting untuk meningkatkan business performance, social legitimacy, dan legal compliance PT. Unilever Indonesia Tbk.

*Tugas Kampus Gunadarma*

Minggu, 12 Oktober 2014

TUGAS SOFTSKILL ETIKA BISNIS

Company Profile
Nama Perusahaan 
:
PT XX
Status Perusahaan 
:
Perseroan Terbatas 



Perusahaan jamu XX pada mulanya merupakan sebuah industri rumah tangga. XX memulai usahanya di kota Yogyakarta tentunya masih dikelola dengan cara yang sangat sederhana dan tradisional.
Mesasuki dekade 1950an mulainya banyak perminatan jamu yang lebih praktis dalam bentuk kemasan. Permintaan yang begitu banyak ini mendorong pengelola jamu untuk membuat kemasan jamu dalam kemasan praktis yang berbentuk serbuk. Pada saat peresmian pabrik, XX sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. XX sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi.
Kegiatan Public Relations yang diadakan oleh XX dalam hal ini tentunya pihak PT. XX adalah mengadakan kegiatan Mudik Gratis setiap tahun. PT. XX memfasilitasi para pemudik dengan memberikan pelayan angkutan gratis untuk pulang kampung yang kebanyakan pesertanya adalah para penjual jamu. Kegiatan ini secara jangka pendek memang tidak terlalu nampak hasilnya tetapi dalam jangka panjang dapat membentuk loyalitas yang tinggi konsumen.

Analisis:
1. Manfaat bagi external, dengan adanya program ini membuktikan bahwa PT. XX memberikan perhatian lebih dengan mengadakan kegiatan Mudik Gratis setiap tahun. Hal ini tentunya sangat menarik dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sosial, yang sangat menarik pada kegiatan ini adalah pesertanya adalah para penjual jamu. Sungguh kegiatan ini sangat menyenangkan bagi penjual jamu serta sangat edukatif.

2. Manfaat internal, dalam kegiatan ini manfaat yang paling besar akan dirasakan pada perusahaan ini adalah, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini. Tentu masyarakat luas khususnya konsumen yang menggunakan produk dari perusahaan ini akan lebih simpati karena perusahaan ini memberikan kepedulian terhadap penjual jamu

Minggu, 01 Juni 2014

curriculum vitae

.      Manfaat Curiculum Vitae

            Manfaat curiculum vitae adalah menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri dan sebagainya. Dengan CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang akan dapat mengetahui dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah diberikan, serta dapat memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan – kegiatan atau dari spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan kata lain manfaat CV menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.

1.      Susunan Curiculum Vitae

1. Data Pribadi
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.

2. Pendidikan
Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang  membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).

3. Pengalaman Kerja
Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.

4. Skill Yang Dimiliki
Seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.

5. Training Yang Pernah Diikuti
Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.

6. Prestasi
Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.


7. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi waktu dan memiliki hubungan sosial  yang lebih luas, tidak hanya sebatas di lingkungan pekerjaan.


2.      Isi Curiculum Vitae

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

*Data Pribadi
Nama                                      : eva maria sitorus
Tempat, Tanggal Lahir         : bogor, 12 februari  1993
Jenis Kelamin                         : perempuan
Agama                                     : kristen
Kewarganegaraan                 : Indonesia
Alamat                                     : bogor
Golongan Darah                     : AB
*Latarbelakang Pendidikan

Formal
1999 – 2005                            : SD 1 bogor
2005 – 2008                            : SMPN 2 bogor
2008 – 2011                            : SMAN 2 Sindang Indramayu                                     
2011 – 2014                            : Universitas Gunadarma – Ilmu Ekonomi

*Kemampuan
-        Kemampuan Bahasa Inggris (non verbal)
-        Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint dan MS Access)

Soal:
1.      Menjelaskan keterangan diri, informasi diri dan data diri merupakan dari..
a.       Pengertian curriculum vitae                              c. susunan curriculum vitae
b.      Manfaat curriculum vitae *                              d. isi curriculum vitae
2.      Data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, skill yang dimiliki, training yang pernah diikuti merupakan bagian dari..
a.       Pengertian curriculum vitae                            c. susunan curriculum vitae *
b.      Manfaat curriculum vitae                                d. isi curriculum vitae
3.      Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya merupakan bagian dari..
a.       Data pribadi *                                                 c. skill yang dimiliki
b.      Pengalaman kerja                                            d. pendidikan
4.      Gambaran apakah seorang kandidat pemilik CV sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas, merupakan bagian dari..
a.       Data pribadi                                                    c. skill yang dimiliki
b.      Pengalaman kerja *                                         d. pendidikan
5.      Menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu merupakan bagian dari..
a.       Data pribadi                                                    c. skill yang dimiliki

b.      Pengalaman kerja                                            d. prestasi *

surat menyurat

A.    Pengertian Surat
Surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu. Dengan demikian surat membawa informasi, pernyataan atau pesan yang diharapkan informasi itu akan tersampaikan kepada yang dituju oelh penulis surat.
Apabila ditinjau dari sifatnya, surat adalah jenis karangan paparan, sebab pengirim surat mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkannya dan dirasakannya melalui surat. Berbeda halnya jika ditinjau dari wujud penuturannya, surat merupakan percapakan tertulis, dari seseorang kepada seseorang, dari seseorang kepada lembaga, dari lembaga kepada seseorang, atau dari lembaga ke lembaga. Apabila ditinjau dari fungsinya, surat merupakan sarana komunikasi tertulis. Komunikasi tersebut dapat berupa pengumuman, pemberitahuan, keterangan dan sebagainya.
B.    Fungsi Surat
Surat merupakan salah satu sarana komunikasi berbahasa tulisan. Dari berbagai jenis surat yang biasa digunakan dapat dikelompokan kedalam beberapa fungsi surat sebagai salah satu sarana dalam kegiatan berbahasa tulis, sebagai berikut:
1.      Sebagai alat komunikasi
Dalam hal ini surat dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penawaran, laporan usulan, dan sejenisnya.
2.      Sebagai wakil penulis
Pada fungsi ini surat dapat mewakili keinginan penulis, sehingga penulis tidak perlu  bersusah payah untuk bertemu dengan penerima surat, yang mungkin jarak tinggalnya cukup jauh. Harapan dan keinginan penulis cukup diungkapkan dan diwakili oleh surat tersebut
3.      Sebagai alat bukti historis
Surat merupakan wujud kegiatan berbahasa tertulis, sehingga dapat dibedakan sebagai bukti historis. Contohnya ialah surat-surat pada arsip lama yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian atau pengkajian guna mengetahui kegiatan atau keadaan suatu intansi atau sesuatu hal pada masa yang lampau.
4.      Sebagai pedoman pelaksanaan kerja
Sebagai wujud tertulis, surat dapat berupa ketentuan atau pedoman bagi pelaksanaan sesuatu. Surat-surat yang dimaksud pada fungsi ini, misalnya surat keputusan, intruksi, surat edaran, dan sebagainya
5.      Sebagai alat pengingat
Surat dapat disimpan dan diamankan, sehingga dapat dijadikan sebagai pengingat apabila terdapat kehilapan terhadap pesan surat. Contoh-contoh surat dalam fungsi ini ialah surat-surat yang diarsipkan dan sewaktu-waktu dapat dibuka lagi untuk mempermudah penyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan
6.      Sebagai alat bukti tertulis
Surat dapat dijadikan sebagai bukti tertulis dari sesuatu urusan, sehingga jika terjadi kekeliruan atau kesalahpahaman surat merupakan bukti tertulis. Contohnya, surat perjanjian, surat sewa menyewa, surat jual beli, surat wasiat, dan sebagainya
7.      Sebagai alat untuk memperpendek jarak dan penghemat tenaga
Surat dapat dijadikan medai hantar informasi yang tidak terhambat oleh jarak; dengan surat hambatan jarak tidak menjadi alasan pemborosan energi dan waktu.
Syarat2 surat yg baik.
Syarat-syarat surat yang baik
surat dikatakan baik yaitu apabila dalam penulisannya sudah sesuai dengan kaidah-kaidah dalam penulisan surat. Selain dari pemilihan bahasa, bentuk dan tulisan surat itu sendiri, ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Jelas
Jelas disini berarti: tulisan mudah dibaca dan mudah pahami baik dari identitas si pengirim surat, nama dan alamat yang dituju, serta dari isi surat itu sendiri
2. Benar
Benar disini berarti: isi dari surat tersebut memang benar maksud dan tujuannya (tidak untuk iseng), serta menggunakan kosa kata yang baku.
3. Sopan
Sopan disini berarti: menggunakan bahasa yang tidak hanya baku tetapi juga memiliki sopan santun.
4. Singkat/tidak terlalu bertele-tele
Singkat disini bukan berarti penulisan katanya yang harus disingkat-singkat, tetapi menggunakan bahasa yang efektif sehingga surat tidak terlalu panjang lebar.
5. Lengkap
Lengkap disini berarti: Maksud dan tujuan sudah terwakilkan atau tertuang semua dalam surat.
6. Menarik
Menari disini bukan berarti harus menggunakan kosa kata seperti pada iklan-ikan yang sering kita jumpai. Tetapi, kertas dan sampul surat harus serasi, bersih dan rapi sehingga enak dipandang dan dibaca.

Bahasa surat

Yang dimaksud dengan bahasa surat di sini ialah bahasa yang kita gunakan dalam surat kita, terutama bahasa dalam bagian inti surat itu.Bahasa yang digunakan harus tunduk kepada semua aturan bahasa yang berlaku baik struktur kata dan kalimat, maupun penggunaan tanda-tanda baca, pemakaian alinea/paragraf, dan sebagainya.
Pada alinea pembuka yang merupakan pengantar isi surat, penulis surat biasanya menggunakan kalimat-kalimat khusus yang disesuaikan dengan maksud surat itu. Misalnya, memberitahukan sesuatu, menyatakan sesuatu, meminta sesuatu, membalas surat atau menjawab pertanyaan, dan sebagainya.
Beberapa contoh kalimat pembuka:
-          Dengan surat ini kami beritahukan kepada Saudara…
-          Dengan ini kami mohon bantuan Saudara untuk…
-          Bersama ini kami kirimkan kepada Bapak…
-          Seiring dengan surat ini kami kirimkan uang dengan wesel pos sebesar…
-          Membalas surat Ibu tanggal…
-          Menjawab pertanyaan Anda dalam surat Anda…
-          Memenuhi pesanan Tuan dengan surat tanggal… nomor…
-          Menyusul surat kami tanggal…, dengan ini kami beri tahukan bahwa…
-          Dengan sangat menyesal kami sampaikan kepada Bapak bahwa…
Kesalahan yang boleh dikatakan sudah menjadi suatu salah kaprah dalam surat-menyurat ialah penggunaan kalimat pembuka: Bersama ini kami kabarkan bahwa…, atau Bersama surat ini saya beri tahukan kepada Saudara bahwa…
Ungkapan bersama ini mengandung arti ‘seiring dengan ini’, sedangkan kabar atau berita yang disampaikan itu tidak seiring dengan surat itu, tetapi ada di dalam surat itu. Oleh karena itu, bukan kata bersama ini yang hendaknya dipakai di situ, melainkan katadengan ini atau dengan surat ini.
Mungkin karena pengaruh bahasa Belanda atau Inggris kita juga menulis kalimat pembuka: Menjawab surat Saudara… padahal yang dijawab bukan surat, melainkan pertanyaan yang ada di dalam surat yang diterima. Dalam bahasa Indonesia, lebih tepat bila kita mengatakan/menulis: Membalas surat Saudara tanggal… atauMenjawab pertanyaan Saudara dalam surat tanggal…
Kalimat pembuka yang dimulai dengan kata berhubung saja juga tidak tepat karena ungkapan yang seharusnya digunakan ialah berhubung dengan. Misalnya, berhubung dengan kesehatan saya hari ini agak terganggu… Boleh juga kita mulai kalimat itu bukan dengan ungkapan berhubung dengan, melainkan dengan kata karena:  Karena kesehatan saya hari ini… dan seterusnya.
Ungkapan berhubung dengan menyatakan hubungan pertalian, sedangkan kata karena dipakai untuk menyatakan sebab-akibat. Jadi ada perbedaannya: kata karena tidak dapat diganti dengan kata berhubung. Ungkapan lain menyatakan hubungan pertalian ialah:bertalian dengan, berhubungan dengan, sehubungan dengan, berkenaan dengan, sejalan dengan.
Kalimat penutup surat juga disesuaikan dengan isi surat kita. Pada umumnya, pada akhir surat kita, kita menyampaikan terima kasih kepada orang yang kita kirimi surat itu oleh karena bantuannya, perhatiannya, kerja sama yang ditunjukkannya, dan sebagainya. Kalimat penutup ini haruslah kita tempatkan pada alinea khusus yaitu alinea penutup, jangan disambungkan saja pada bagian isi surat sesungguhnya.
Beberapa contoh kalimat penutup:
-          Atas bantuan Saudara, kami mengucapkan banyak terimakasih.
-          Kami akhiri surat kami dengan ucapan terima kasih atas perhatian serta kerja sama Saudara yang baik.
-          Sekianlah laporan kami, mudah-mudahan beroleh tanggapan dan perhatian Bapak.
-          Semoga laporan kami ini dapat membantu Bapak. Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Bapak.
Bagian – bagian surat
Bagian-bagian surat yang saya akan uraikan di bawah ini merupakan bagian-bagian surat resmi, bagian-bagian surat resmi tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Kepala Surat/ Kop Surat
Kepala surat atau yang bisa juga disebut dengan kop surat merupakan bagian teratas dalam sebuah surat. Fungsi penyertaan kepala surat tersebut tidak terlepas dari pemberian informasi mengenai nama, alamat, kegiatan dari lembaga tersebut serta juga bisa menjadi alat promosi. Bagian surat yang pertama ini berisi:
·     Logo atau lambang dari sebuah instansi, lembaga, perusahaan atau organisasi,
·     Nama instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
·     Alamat instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
·     Nomor telepon, kode pos, alamat email atau alamat web.
Biasanya setelah penulisan kepala surat atau kop surat terdapat sebuah garis horizontal pemisah yang memisahkan antara kepala surat dengan bagian-bagian surat yang lain seperti tempat dan tanggal pembuatan.
2. Tempat dan Tanggal Surat
Pencantuman tempat dan tanggal surat tersendiri ditujukan untuk memberikan informasi mengenai tempat dan tanggal penulisan surat tersebut. Untuk tempat biasanya tidak dicantumkan kembali jika tempat sudah ditulis di kepala surat yang berupa alamat instansi. Tapi bagi surat bukan resmi yang tidak memiliki kepala surat, wajib menuliskan tempat di bagian surat ke 2 ini.
3. Nomor Surat
Sebuah surat resmi yang mewakili sebuah lembaga, instansi, perusahaan atau organisasi biasanya menggunakan penomoran terhadap surat yang dikeluarkan atau yang diterima. Nomor surat biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. Penomoran surat tersebut berfungsi untuk:
·     Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun penemuannya kembali apabila diperlukan
·     Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh organisasi, lembaga atau perusahaan
·     Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya
·     Penunjukan secara akurat sumber dalam hubungan surat menyurat.
4. Lampiran
Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan bahwa ada sejumlah berkas atau dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. Jika tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan, maka bagian lampiran bisa ditiadakan.
5. Hal
Pada bagian surat ke lima ini berisi hal atau perihal. Hal berfungsi memberikan petunjuk bagi pembaca mengenai pokok isi surat tersebut.
6. Alamat Dalam
Terdapat dua alamt yang dituliskan dalam surat, yaitu alamat luar (yang ditulis di sampul surat) dan alamat dalam (yang ditulis di dalam surat). Alamat yang dimaksud dalam bagian ini merupakan alamat dalam. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat dalam ini, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
·     Kata "kepada" pada alamat dalam sebenarnya tidak harus ada. Kata "kepada" dirasa berlebihan karena sudah ada kata "YTH/ yang terhormat"
·     Menggunakan kata "Yang terhormat" yang bisa disingkat menjadi "YTH"
·     Menggunakan kata "Bapak", "Ibu" atau "Sdr" jika yang dituju adalah seseorang bukan nama instasi. Kata "Bapak, Ibu, Sdr" selalu ditulis dengan huruf kapital diawal kata dan diikuti oleh nama orang.
·     Di setiap bari pada bagian alamat dalam tidak diakhiri oleh tanda titik.
·     Menuliskan alamat orang atau lembaga yang dituju, lengkap lebih bagus.
7. Salam Pembuka
Bagian surat yang ke 7 adalah salam pembuka yang berfungsi sebagai sapaan dalam surat. Salam pembuka ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh tanda koma.
8. Isi Surat
·     Pembuka
Pembuka merupakan alenia pertama yang berfungsi sebagai pengantar atau pendahuluan terhadap infomrasi yang disampaikan di alenia isi.
·     Isi
Alendia isi berisi informasi yang akan disampaikan.
·     Penutup
Sedangkan alenia penutup ini berisi ucapan terima kasih atau harapan dari penulis surat kepada pembaca surat.
9. Salam Penutup
Salam penutup merupakan penutup surat yang biasanya menggunakan kata: "Hormat saya, Hormat kami, Wassalam". Penulisan salam penutup tersebut seperti salam pembuka, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh tanda koma.
10.Nama Jelas Pengirim dan Tanda tanganSetelah salam penutup, terdapat nama jelas pengirim surat beserta tanda tangannya.
11. Tembusan
Tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain yang juga berhak mendapatkan surat tersebut.
Posisi ke 12 bagian surat resmi tersebut di atas bisa saja berubah, tergantung format atau bentuk surat. Ke 12 bagian tersebut di atas merupakan bagian-bagian surat resmi, sedangkan jika sobat ingin menulis surat yang sifatnya kurang atau tidak resmi ada bagian-bagian yang dihilangkan seperti, kepala surat/ kop surat.
Contoh-contoh surat
·         SURAT PERNYATAAN
·         SURAT TUGAS
·         SURAT PANGGILAN (RELAAS)
·         SURAT MODEL RELEASE
·         SURAT KETERANGAN PINDAH
·         SURAT PERNYATAAN
·         SURAT KETERANGAN
·         SURAT REKOMENDASI
·         SURAT PERJANJIAN PENERBITAN BUKU
·         SURAT MUTASI
·         SURAT KUASA

Soal :
1.      Sebutkan 3 contoh-contoh surat
Surat peryataan ,surat tugas,surat kuasa
2.      Sebutkan 5 bagian-bagian dari surat
Kepala surat,nomer surat,lampiran,hal,isi surat
3.      Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan bahwa ada yaitu.....
Lampiran
4.      Isi surat terdiri dari..........
Pembuka,isi,penutup
5.      Sebutkan 3 syarat- syarat surat yang baik

laporan ilmiah

LAPORAN ILMIAH
1.      Pengertian Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

2.      Unsur - unsur Kerangka Laporan Ilmiah
Kerangka Laporan ilmiah umumnya terdiri dari unsur - unsur sebagai berikut :
a. Halaman Judul, biasanya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut :
1)      judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan ' Laporan tentang' , 'Laporan Kemajuan tentang','Laporan Tahunan tentang','Penelitian tentang' dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.

contoh judul laporan :
Laporan tentang
SURVAI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCAPANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN JAWA BARAT

2)      Nama dan identitas penerima laporan
 Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata 'Diserahkan kepada'. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. Contoh :
Diserahkan kepada
Prof.Dr. Satrio Putro, Direktur
Perencanaan Lingkungan Hidup

3)      Nama dan identitas penulis
Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan 'Oleh' dan diikuti oleh gelar. Contoh:
Oleh
Purnawarman
Insinyur Konsultan

dan

Priambudi Laksono
Insinyur Perencana

4)       Tempat dan tanggal
Dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah, contoh :

Mataram, N.T.B
20 Maret 1999

contoh hasil laporan yang disatukan :

Laporan tentang
SURVAI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCAPANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN JAWA BARAT



Diserahkan kepada
Prof.Dr. Satrio Putro, Direktur
Perencanaan Lingkungan Hidup
di Jakarta




Oleh
Purnawarman
Insinyur Konsultan

dan

Priambudi Laksono
Insinyur Perencana

Mataram, N.T.B. 20 Maret 1999
Sumber : Penulisan Karangan Ilmiah, D.Brotowidjoyo, Mukayat, Juni,2010, Akademi Pressindo

b. Daftar Isi.
c. Prakata.
d. Pendahuluan.
e. Teks Pokok dalam Tubuh Karangan.
f. Pengutipan.
g. Referensi.
h. Catatan Kaki.
i. Tabel,Grafik,Bagan,dan Gambar.
j. Bibliografi.
k. Lampiran.
l. Indeks.

3.      Manfaat Penyusunan Laporan
Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain

Soal:
1.       Suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain ialah pengertian dari…
a.       Laporan *                                                                            c. Kerangka Ilmiah
b.      Laporan ilmiah                                                                   d. Kerangka Laporan
2.      Karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu merupakan pengertian dari…
a.       Laporan                                                                                c. Kerangka Ilmiah
b.      Laporan ilmiah *                                                               d. Kerangka Laporan
3.      Unsur-unsur halaman judul ialah..
a.       terdiri dari 1 atau 2 bagian yang disusun dari atas kebawah
b.      terdiri dari 2 atau 3 bagian yang disusun dari atas kebawah
c.       terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah *
d.      terdiri dari 4 atau 5 bagian yang disusun dari atas kebawah
4.       Unsur-unsur halaman judul ialah, kecuali….
a.       Judul laporan
b.      Nama dan identitas penerima laporan
c.       Nama dan identitas penulis
d.      Daftar pustaka *
5.       Manfaat penyusunan laporan ialah..
a.       Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b.       Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c.       Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.

d.      Semua jawaban benar *